Aku mencintaimu !!
Bisiknya memegangi surat lusuh
yang disimpannya bertahun-tahun.
Flash back, 6 tahun lalu…
Hari pertama ospek di SMPN 92
Bandung. Pagi itu Willy bersemangat mempersiapkan semua kebutuhan ospeknya
sampai-sampai ia tak memperdulikan HPnya yang terus bernyanyi tanda SMS dan
telepon yang masuk. Disekolah …
“Hey ! Kenapa kamu gak bales SMS
aku? Aku teleponin berkali-kali juga gak diangkat,” gerutu Verly saat mereka
bertemu digerbang calon sekolah mereka.
“Maaf, aku sibuk prepare buat
ospek hari ini, jadi HP aku simpan aja dikamar. Ayo, masuk ke kelas !” jawab
Willy semangat.
Tapi rasa semangat Willy yang
menggebu sejak kemarin hilang begitu saja ditelan masalah sepele yang berhasil
membuatnya naik darah.
Ketika jam istirahat, Willy dan
Verly pergi ke kantin sekolah. Mereka memesan masing-masing pancake dan kopi
susu. Ketika Willy berjalan menuju meja yang kosong dipojok kantin dekat pohon
mangga membawa 2 gelas penuh kopi susu, satu untuk Willy satu untuk Verly.
Tiba-tiba seorang anak laki-laki berbaju berantakan seperti orang yang belum
mandi 3abad menabraknya dari depan dan membuat kopi susu digelas yang ia bawa
tumpah dan mengotori bajunya yang ia cuci sendiri 4 hari yang lalu khusus untuk
hari ospek. Sekarang? Baju yang berwarna putih itu berubah menjadi coklat
dibagian depan. Willy berteriak,” Aah, kamu apa-apaan sc? Jalan pake mata donk
!! Liat nc baju aku jadi kotor gini,” bentak Willy. Orang-orang yang
sedang makan disana menatap mereka, tapi Willy masa bodo.
“Kema-mana jalan pake kaki kale,
bukan pake mata. Mata tuh buat ngeliat,” jawab laki-laki itu tanpa beban.
“Kamu tuh yc !! Uda bikin baju
aku kotor gini, masih sempet aja bercanda. Minggir-minggir !!” Willy berjalan
menabrak tangan kanan laki-laki itu dan berlari menuju toilet, Verly
mengikutinya setelah membayar pesanan mereka.
Ternyata laki-laki itu bernama
Erza, lengkapnya Kyerza Adityar Prasetya Murros, anak ospek juga yang
ruangannya bersebelahan dengan ruang ospek Willy.
Kegiatan ospek berakhir
meninggalkan kekesalan dihati Willy, karena setelah 3 hari, Erza belum juga
meminta maaf. Kekesalan Willy belum mereda dan makin bertambah ketika ia
mencari namanya didaftar penghuni kelas, dia mendapati namanya sekelas dengan
Erza. Willy masuk ke kelas VII H itu dan duduk di bangku kedua dari depan
disamping tembok sebangku lagi dengan Verly, teman masa kecil samapi masa puber
sekarang.
Ketika sedang asyik mendengarkan
lagu favoritnya dengan pelan dari MP3 nya, datang seorang laki-laki dan duduk
dibelakang mereka sambil memutar lagu yang sama, Your Guardian Angel by The Red
Jumpsuit Apparatus dengan volume keras dari HPnya. Willy menengok ke belakang,
matanya membulat,”Kamu!!” Erza menoleh dan tersenyum,”Hai, kamu yang waktu itu
teriak gak jelas dikantin kan?” sapa Erza sekaligus meledek.
“Ughh,” gumam Willy dan kembali
membalikkan badannya.
Bu Ida, wali kelas mereka masuk
ke kelas dan menyapa. Selanjutnya adalah perkenalan antar murid di kelas itu.
Satu per satu murid maju ke depan kelas dan memperkenalkan diri masing-masing.
Ketika Willy selesai memperkenalkan diri dan kembali duduk,”Keirza William
Junary, kaya nama cowok tapi keren,” kata Erza,”Makaih,” jawab Willy tanpa
menoleh.
Beberapa minggu mereka sekelas
bahkan dengan jarak bangku satu meter saja, tanpa tegur sapa. Ketika jam
istirahat, Willy yang sedang membereskan buku-bukunya dibangku tanpa Verly yang
mendahuluinya ke kantin. Saat itu dikelas sedang sepi, Erza menghampirinya dan
bertanya,”Kamu kenapa sc ? Judes banget sama aku,” Willy tidak menjawab dan
langsung menyusul temannya ke kantin setelah memasukkan buku-bukunya kekolong
meja.
Keesokan harinya, saat istirahat,
seperti hari-hari kemarin mereka melakukan ritual rutin yaitu pergi makan di
kantin. Tapi,”Damn !! Aku lupa bawa uang, aku ke kelas dulu yc bawa uang. Ntar
aku kesini lagi,” Willy berlari ke kelasnya dilantai dua.
Ketika sampai dikelas, Willy
melihat segelas kopi susu hangat diatas mejanya, kebetulan waktu itu air sedang
ramai turun dari langit membawa udara dingin. Dibawah gelas itu terselip
selembar kertas lusuh seperti dari zaman purba bertuliskan satu kata “MAAF”,
yang hampir tidak terbaca seperti kaligrafi. Willy hanya tertawa.
“Kok malah ketawa?” suara Erza
dibalik pintu kelas membuyarkan tawa Willy.
“Gak papa. Ini dari kamu ?”
“Iya,” jawabnya tersenyum.
“Buat apa? Pake kertas gini
segala lagi, hhaha,”
Erza mendekat,”Maaf yc buat yang
waktu itu aku numpahin kopi susu dibaju kamu sampe bikin baju kamu jadi kotor,”
“Minta maafnya gak usah kaya gini
kale, lagian aku uda maafin kamu kok dari dulu juga,” senyum terukir dibibir
Willy.
Keduanya saling tersenyum, saling
menatap.
“Sahabat?” Erza mengangkat jari
manis tangan kananya.
“Heem, sahabat,” sambut Willy.
###
“Hey, pulang bareng yuk !!” ajak
Erza.
Seorang laki-laki menoleh dan
tersenyum. Willy yang saat itu berada disamping Erza, mendadak mematung
ditempat. Tatapannya lurus tertuju pada laki-laki yang menoleh dan tersenyum
itu, meski senyumannya itu bukan untuk Willy.
“Ayo, tapi sebelum pulang aku mau
ke toko buku dulu diseberang jalan dekat apotek,” jawab laki-laki itu seraya
menghampiri.
“Ayolah, sekalian aku antar
kesana,”
Willy masih mematung ditempat.
“Aku duluan yc !! Gak papa kan
pulang sendiri?” Willy mencair oleh tepukan halus Erza dipundaknya. Verly yang
tidak bisa sekolah karena ada keperluan keluarga sehingga harus pergi ke
Jogjakarta untuk beberapa hari jadi tidak bisa menemaninya bercanda sepanjang
jalan pulang kerumah. Biasanya mereka pulang sekolah bertiga dengan Erza,
kebetulan rumahnya sejalan dengan Willy dan Verly.
“Eh, iya, iya gak papa kok aku
pulang sendiri ,” Willy tersenyum didepan gerbang sekolah itu, tatapannya dan
senyumnya mengantar Erza dan laki-laki itu sampai ujung jalan.
Malam harinya dikamar, Willy
membayangkan dia lagi sambil terlentang menatap langit-langit kamarnya. Dia
yang membuatnya hanyut dalam khayal. Sampai hanyut dalam tidurnya.
Keesokan harinya, ketika sampai
dikelas, Willy menghampiri Erza yang sedang mengcopy tugas Bahasa Indonesia
dipojok kelas dan langsung bertanya tentang laki-laki yang membuat Willy
melayang setiap kali memikirkannya. Ternya laki-laki itu bernama Yoga, anggota
kelas 7c, teman Erza sejak kecil. Dan yang membuat Willy berbunga-bunga, Yoga
jomblo !! Willy hanya tersenyum setiap kali ada orang yang menyebut nama”Yoga”.
Tapi tidak pernah bercerita tentang perasaannya.
Suatu hari Erza mendapat kabar
dan berniat memberitahu Willy bahwa Yoga telah mempunyai pacar. Erza tahu Willy
menyukai Yoga, tapi dia tidak ingin Willy menderita karena menyukai seseorang
yang telah menjadi milik orang lain.
“Novi ? Anak 7f ?” Willy hanya
tercenung. Dia mengenal Novi. Novi memang cewek perfect. Orang kaya, pintar
berbahasa inggris dan jepang, sopan, kalem, feminim, rambutnya yang terurai
lurus panjang sampai punggung, dan memiliki senyuman yang bisa mematahkan hati
setiap laki-laki yang melihatnya. Siapa yang tidak mengaguminya ? Mustahil jika
ada.
Hening sejenak. Willy hanya diam.
Embun dimatanya berbaris siap keluar.
“Will, kamu gak papa kan ?”Erza
mengguncang pundak Willy dengan pelan.
“Gak papa,” jawabnya tertunduk.
Hening. Satu detik, dua detik,
tiga detik, empat , lima…… Erza menarik tangan Willy dan menyuruhnya duduk
dimeja disamping jendela, menghadap keluar jendela yang terbuka. Erza duduk
disebelahnya, lalu menunjuk kelangit diatas sana.
“Liat !! Langit cerah gini masa
kamu nangis ? Mau bikin langit cerah jadi mendung ? Uda, gak usah nangis,”
Willy menengadah, menatap langit
biru yang cerah tanpa sedikit pun mendung. Hening, satu detik, dua detik, tiga,
empat… tiba-tiba suara Erza menyelinap…
I will never let you fall
I’ll stand up with you
forever
I’ll be there for you through
it all
Even if saying you sends me
to heaven
Erza berhenti menyanyi dan
menatap Willy. Tangannya terangkat, mengusap tetes embun dipipi Willy,“Jangan
nangis yc !!” bisiknya pelan. Willy marasakan euforia yang asing. Whatever what it is,bisiknya
dalam hati.”Mau permen?” Erza menyodorkan permen mungil rasa lemon. Willy
tersenyum kecil, “Lagian, aku cuma sekedar ngefans sama dia. Gak lebih kok.
Makasih yc !!,” dia mengambil permen itu dari tangan Erza. Tiba-tiba Erza
merasa sakit di dadanya. Dia memegang dadanya dan mukanya berubah pucat pasi.
“Kamu kenapa ?” Willy panik
seketika.
“Gak,” jawab Erza singkat sambil
menahan sakitnya tertunduk.
Teng, teng, teng … Bel masuk
berbunyi nyaring …
”Masuk, ayo turun !!” Erza
menarik tangan Willy tanpa senyum.
“Kamu sakit ?” tanya Willy lagi
lengkap dengan ekspresi khawatir yang spontan.
“Gak papa,” Erza tersenyum dan
kembali ceria saat teman-teman yang lain masuk kelas bersiap melanjutkan
pelajaran matematika yang terpotong jam istirahat. Willy heran.
###
Setiap hari Willy dan Erza
melakukan hal yang sama, duduk dimeja menghadap keluar jendela, melihat langit.
Erza selalu menyanyikan lagu yang sama. Willy selalu bercerita tentang semua
yang dia rasakan, senang, sedih, kecewa, bahagia, semua… terutama rasa yang dia
pendam pada Yoga.
Tak jarang Willy melihat Erza
merasa dadanya sakit, tapi berusaha menyembunyikannya setiap Erza tahu Willy
sedang memperhatikannya. Saat mereka melihat langit dari jendela kelas, Erza
mendesah,”Aku kangen Mamah,” wajahnya terlihat sedih.
“Emang Mamah kamu kemana ?”
Erza menunduk, “Uda jadi bintang
di langit sana,”
Hening…..
“Maaf,” Willy menyesal bertanya.
“Gak papa,” jawab Erza pelan,
“Mamah masih hidup dan akan tetep hidup dihati aku sampe kapan pun,” dengan
nada agak naik sambil tersenyum.
“Ayah kamu ?”
“Kerja di Solo, setaun 2x pulang.
Disini aku tinggal dirumah bibi,”
“Tenang, ada aku kok,” Willy
tersenyum.
“Makasih,”
“Iya, sama-sama. Maaf yc gak bisa
ngasih kamu permen kaya kamu ngasih aku kalo cengeng aku kumat,”
Erza tersenyum kecil ,”Gak papa,”
dilanjutkan dengan bel masuk yang berbunyi nyaring memanggil siswa-siswi yang
berada diluar kelas untuk masuk ke kelas masing-masing.
###
Dikelas VIII, mereka tetap
sekelas dikelas VIII A, bersama Verly tentunya. Trio sehati, seperjuangan.
Setiap hari hanya berlalu dengan berbagai ekspresi senang, sedih, bangga,
kecewa, sakit hati, bahagia, kagum, dan masih banyak ekspresi yang dibuat oleh
penghuni VIII A.
Rabu, 1 November 2006, Willy dan
Erza pulang sekolah berdua, Verly pulang mendahului mereka karena dijemput
Ayahnya. Awalnya langit mendung dengan sedikit air turun dari langit. Tapi tak
lama kemudian langit menjadi cerah. Dijalan,”Liat !! Langit cerah,” Erza
menunjuk ke atas,”Janji yc gak akan nangis lagi. Kalo besok-besok aku gak bisa
nemenin kamu nangis, maaf banget,” kata Erza sambil tersenyum.
“Emang kamu mau pergi kemana ?”
“Hhaha, gak kemana-mana kok. Aku
gak akan ninggalin kamu. Tapi maaf kalo kapan-kapan kita gak bisa ketemu, kamu
jangan nyari aku yc !!”
“Yee, gak ada kerjaan banget
nyariin kamu !! Gak akan … hhaha,”
“Kali aja kamu kangen aku terus
nyariin aku sampe ke ujung dunia saking kangennya, hhaha...” tawa Erza tertahan
sejenak,”Jangan nangis lagi yc !!”
“Gak akan, kalo aku nangis tapi
kamu gak ada, siapa yang bakal marahin aku ? Siapa yang nyanyi buat aku ? Siapa
yang ngasih aku permen ?”
Tertawa …
Perbincangan mereka putus
dipertigaan jalan.
###
Keesokan harinya, Willy menunggu
Erza dikoridor dekat kelas. Dia ingin bercerita tentang film yang dia tonton
semalam, tentang seorang laki-laki yang rela memberikan jantungnya untuk
seorang gadis, temannya. Saat si gadis itu sembuh dan ingin membertahu si
laki-laki bahwa ia mencintainya, ia mendapat kabar bahwa si laki-laki sudah
meninggal. Sampai akhirnya gadis itu tahu bahwa laki-laki itu yang mendonorkan
jantungnya.
Sampai bel masuk berbunyi, Erza
belum juga menunjukkan batang hidungnya. Ternyata Erza sakit dan harus absen
sekolah. Willy kecewa.
Willy menemukan secarik kertas
lusuh dibawah bangkunya, berisi …
Entah sampai kapan
Aku mampu berdiri
Menemanimu
Memandang langit dari jendela
bersamamu
Jika suatu hari aku tak
sanggup lagi
Untuk berdiri menemanimu
disana
Percayalah …
Hatiku tetap disana bersamamu
Menemani setiap langkahmu
Jika suatu hari nanti aku
menghilang
Jangan khawatir
Aku telah menitipkanmu
Pada malaikat disampingmu
Don’t worry
I’ll stay there with you
As your guardian angel
Love
Erza
3 hari Erza tidak masuk sekolah.
Dihari minggu malam sebelum tidur, Willy berdo’a,”Tuhan, aku harep besok Erza
sekolah. 4 hari ini aku belum ketemu dia. Jujur, aku kangen. Banyak yang mau
aku certain ke dia. Moga besok dia sekolah. Kabulin yc !!” Willy menarik
selimutnya dan terlelap.
Dalam mimpinya, Willy
berteriak,”Erzaaaa !! Kamu kemana aja ? 4 hari kamu ngilang. Kamu kan uda janji
gak akan ninggalin aku,” Erza melempar senyum,”Aku gak kemana-kama kok, aku
stay disamping kamu. Meski kamu gak liat aku, aku akan terus ngawasin kamu !!
Jangan nangis lagi yc !! Aku gak mau liat kamu nangis lagi,”
“Janji yc gak akan ninggalin aku
??”
Erza tersenyum dan perlahan
bayangannya pudar.
“Willy, bangun sayang, sudah pagi
!! Ini hari senin, cepat bersiap sekolah,” suara Mamah dari balik pintu
kamar,”Iya, Mah !!” jawab Willy dengan malas. Willy melihat jam di dinding,
menunjukkan pukul setengah 6. Willy memeriksa HPnya. Kalender di HPnya menunjukkan
hari Senin, 6 Novenber 2006. Dia langsung bersemangat bersiap ke sekolah. Dia
berharap dan yakin Tuhan akan mengabulkan doanya tadi malam. Jam setengah 7,
Willy berangat sekolah.
Sesampainya disekolah, Willy
melempar tasnya ke bangku dan pergi keluar kelas. Dia menggu Erza dikorodor
dekat kelas. Tak lama kemudian Verly datang,”Pagi, Willy !! Nunggu aku yc ?”
sapa Verly,”Bukan, aku nunggu Erza,” Willy tersenyum manis dengan jepit merah
muda yang menempel dirambutnya,”Aku mau curhat sama dia, kangen 4 hari gak
ketemu,” sambungnya. Verly mengerutkan keningnya dan menarik Willy ke pojok
tembok dan berbisik.
“Kamu gak tau ?”
“Apa ?”
Verly menepuk pundak
Willy,”Erza….”
“Kenapa ? Dia gak akan sekolah
lagi hari ini ?”
“Iya, dia gak akan sekolah lagi,
selamanya,”
Willy tercengang,“Kenapa ? Emang
dia pindah sekolah ? Kok dia gak bilang ke aku sc ? Aah, Erza jahat !!”
“Hmm, bukan,”
“Ya terus kenapa ?”
“Maaf yc, Will. Kemaren sore Erza
dibawa ke rumah sakit, jam 1 malem tadi….,”
Willy membeku, pandangannya lurus
menembus seluruh dimensi disekelilingnya, badannya lemas, tangannya bergetar,
tanpa mengucap satu kata pun. Aku
belum siap kamu tinggal, aku belum siap !!!hati Willy menolak.
Upacara bendera akan segera
dimulai. Willy berusaha menguatkan diri. Saat pengumuman, pembina upacara
mengumumkan bahwa Kyerza Adityar Prasetya Murros kelas VIII A meninggal. Willy
berusaha menahan tangis ditengah temen-temennya yang menangis meski terkadang
setetes air mengalir dari matanya sejak Verly memberitahunya.
Selesai upacara, semua kelas
mengadakan ta’jiah dan berdo’a bersama. Kelas VIII A diajak wali kelas mereka
dan guru-guru untuk berziarah menyaksikan pemakaman dan memberi penghormatan
terakhir untuk alm Erza. Mereka pergi ke pemakaman. Sesampainya digerbang
pemakaman, Willy melihat sekerumunan orang yang menangis. Mata Willy bersiap
untuk menumpahkan semua luapan hatinya, rasa kecewanya, sedihnya, semuanya
bercampur ditengah kenyataan yang pilu. Dalam hati Willy berteriak, “Kenapa ?
Kamu janji gak akan ningalin aku. Sekarang kenapa kamu ngilang ? Aku banget
kecewa sama kamu !!” Willy mencoba keras menahan air matanya, tapi sekuat
apapun dia berusaha, air matanya tetap mengalir membasahi pipi merahnya.
Setelah selesai mengubur
jasadnya, semua orang menunduk untuk berdo’a. Terlihat seorang laki-laki paruh
baya menangis disamping makam tersebut memegangi batu nisan,”Mungkin itu
Ayahnya,” bisik Willy dalam hati. Bu Tati dan Bu Ima merangkul Willy, memberi
kekuatan untuk menerima apa yang terjadi didepannya.
“Ibu tau sedekat apa kalian, tapi
kamu harus berusaha menerima apa yang kamu liat didepan sana, semua orang pasti
mengalaminya,” Bu Ima semakin mendekap. Dia merasakan dinginya seluruh perasaan
Willy,”Mau maju kedekat makam ?” sambung Bu Tati. Willy hanya diam melihat
lurus ke makam dengan mata berkaca-kaca. Bu Tati dan Bu Ima membiarkan Willy
mengenang sejenak. Sampai akhir acara pemakaman Willy hanya menangis tanpa
sepatah katapun. Seorang laki-laki yang tadi menangis disamping makam dan
memegangi batu nisan menghampirinya,”Apa kamu Willy ?” dengan mata masih
berembun Willy mengangguk. “Bisa bicara sebentar ?”
Mereka duduk disebuah batu besar
dibawah pohon dekat gerbang pemakaman. Hening…satu detik, dua detik, tiga,
empat…mereka hanya menunduk. Masih dalam suasana berkabung.
“Kamu teman dekat Erza ?” tanya
laki-laki itu memecah kesunyian,”Saya ayah Erza, saya tinggal di Solo, bekerja
disana. Ibu Erza sudah meninggal ketika Erza berumur 2 tahun. Erza sangat tegar
menerima kenyataan, tapi terkadang dia menanyakan dimana ibunya,” katanya
melanjutkan.
“Saya turut berduka untuk Bapak.
Semoga istri bapak dan…” Willy terisak,”dan Erza ditempatkan ditempat terbaik
disana,”
“Amin, terima kasih…pasti
sekarang Erza sudah bisa bertemu dengan ibunya, disana,”
“Hmm,” Willy menengadah melihat
langit. Cerah.
“Saya menemukan surat ini dibawah
bantal di kamar Erza,” Ayah Erza menyodorkan amplop kecil tebal berwarna hitam
dengan gambar love patah kecil disudut kanan bawah, bertuliskan Keirza William Junary (Willy) ditengah amplop tersebut dengan foto
kecil Willy menggantung dengan amplop tersebut.
Malam harinya sebelum tidur,
Willy membuka amplop yang Ayah Erza berikan tadi siang. Tiga lembar kertas
lusuh, sedikit robek, banyak coretan aneh disekeliling tulisan yang tidak
karuan dan bekas air yang mengering terselip manis dalam amplop tersebut.
#lembar pertama :
Hai, Will !!
Makasih uda ngewarnain hari
aku dengan semua yang kamu punya. Aku gak bisa kasih kamu apa-apa buat bales
semuanya. Cuma ucapan terima kasih yang tulus dari hati aku.
Maaf buat semua salah aku
yang pernah ngegores luka dihati kamu. Aku akan nepatin janji aku, kamu juga
harus nepatin janji kamu. Jangan nangis lagi !! Cz aku gak bisa lagi marahin
kamu, gak bisa lagi nyanyi buat kamu, gak bisa lagi ngusapin air mata kamu, gak
bisa lagi ngasih kamu permen kalo kamu nangis. Jadi jangan nangis lagi !!
Jangan nganggep aku ingkar janji, cz aku tetep disamping kamu, nemenin tiap
desah kamu, nyanyi lagu your guardian angel, meski kamu gak liat aku, gak
denger aku, aku tetep setia buat kamu, cz I LOVE YOU so MUCH !! Jadi aku gak
bakal pernah ninggalin kamu.
I Love You !! Aku tau aku gak
sempet bilang ke kamu. Tapi aku gak nyesel cz cinta ini buat kamu cuma sekedar
cinta dari hati aku. Aku uda coba ngiris hati aku, tapi cinta ini tetep
tertahan. Maafin hati aku yang cinta sama kamu.
Aku gak mau maksa kamu buat
cinta juga ke aku, aku cuma pengen kamu ngerti that I LOVE YOU, no more than
it.
#lembar kedua :
Let me singing for you for
the very last time J
When I see your smile
Tears run down my face I
can’t replace
And now that I’m strong I
have figured out
How this world turns cold and
it breaks through my soul
And I know I’ll find deep
inside me I can be the one
I will never let you fall
I’ll stand up with you
forever
I’ll be there for you through
it all
Even if saying you sends me
to heaven
Seasons are changing
And waves are crashing
And stars are falling all for
us
Days grow longer and nights
grow shorter
I can show you I’ll be the
one
I will never let you fall
I’ll stand up with you
forever
I’ll be there for you through
it all
Even if saying you sends me
to heaven
Cause you’re my
You’re my, ouhh
My true love, my whole heart
Please don’t throw that away
Cause I’m here for you
Please don’t walk away
Please tell me you’ll stay,
stay
Use me as you will
Pull my strings just for a
thrill
And I know I’ll be okay
Though my skies are turning
gray
I will never let you fall
I’ll stand up with you
forever
I’ll be there for you through
it all
Even if saying you sends me
to heaven
I will never let you fall
I’ll stand up with you
forever
I’ll be there for you through
it all
Even if saying you sends me
to heaven
#lembar ketiga, hanya kertas
kecil:
Thanks for read it, believe me ,
i'll stay in your side and sing that song. please keep your promise...
i'll be your guardian angel
whenever and wherever you are, n' i'll be a star in the dark night sky for you
... te amo !!
Willy memeluk ketiga kertas lusuh
itu,”Maaf, aku gak bisa nepatin janji aku,” bisiknya ketika tetes embun
menggenang dimatanya dan lari turun melewati pipinya.
###
6 November 2011
Dear diary
Hari ini adalah 5 taun lalu,
waktu aku nganter cinta pertama aku ke tempat terakhirnya. Aku bodoh !! Kenapa
baru sadar kalo aku cinta kamu Kyerza Adityar Prasetya Murros waktu dipemakaman
? I LOVE YOU too ERZA.
Aku kangen semua yang kamu
punya !! Aku kangen waktu kamu marahin aku, waktu kamu nyanyi buat aku, waktu
kamu ngasih permen mungil, waktu kamu ngusapin air mata aku, waktu kita liatin
langit bareng dijendela kelas. Aku kangen semuanya !! Aku juga kangen waktu
kamu ngasih segelas kopi susu waktu ujan, kamu simpen dibangku aku pake surat
yang kertasnya uda ancur. Aku kangen kamu !!
Aku percaya kok kamu tetep
stay disamping aku meski gak bisa aku liat. Aku percaya kamu tetep nyanyiin
lagu itu buat aku meski gak bisa aku denger. Aku percaya kamu nepatin janji
kamu.
Tapi aku kecewa !! Kenapa
kamu segitu gampangnya ngilang dari depan aku ?? Segitu gampangnya nyimpen
semua kenangan kita disamping aku yang bikin aku so difficult to forget all
about ours. I just want you to keep stay here, with me. Why it so hard to
realize that you’ve gone away ? I love you so fuckin hard.
5 taun lewat, cinta ini masih
hangat merayap ditiap sudut hati aku. Biarin aku pelihara, aku jaga, biar tetep
hidup dihati aku. Love YOU ERZA !!
Love
Willy
Willy menyelipkan selembar kertas
dalam buku diary hitamnya. Bertuliskan sebuah lirik lagu …
I’ve been alone so many
nights now
And i’ve been waiting for the
stars to fall
I keep holding out for what i
dont know
To be with you
Just to be with you
So here i am staring at the
moon tonight
Wondering how you look in
this light
Maybe you’re somewhere
thinking about me too
To be with you
There’s nothing i
wouldn’t do
And i can’t imagine two
worlds spinning apart
Come together eventually
And when we finally meet i’ll
know it’s right
I’ll be at the end of my
restless road
But this journey
It was worth the fight
To be with you
Just to be
Holding you for the very
first time
Never letting go
What i wouldn’t give to feel
that way
Ohh , to be with you
And i can’t imagine two
worlds spinning apart
Come together eventually
And when you’re standing here
in front of me
That’s when i know
Caused he will have answered
Every single player
To be with you
Just to be with you
You ............
…menutup buku diary tersebut dan
memasukkannya kedalam kotak berisi semua surat lusuh yang dia simpan selama 5
tahun ketika lagu your guardian angel bernyanyi nyaring dari MP3nya…