Clock

About Me

Widget-2 title

Widget-3 title

Dia


Pagi itu, terdengar suara bising dari depan rumah. Ayumi yang sedang nyenyak tidur sontak bangun karena terganggu. Dia berjalan keluar kamar dengan perasaan dongkol.
Ayumi membuka pintu kamar dengan kondisi setengah sadar, “Aah, ada apaan sih ini? Masih pagi juga uda berisik gini!!”
“Itu neng, ada keluarga yang mau pindah ke rumah di depan,” jawab bi Ana.
“Pindahan? Dari mana?”
“Kurang tau neng,”
“Ou, ya uda deh,”
Ayumi kembali masuk ke kamar,”pukul 1 terlalu cepat untuk bangun,” gumamnya sambil menarik selimut.
Jam 6.30, Ayumi siap berangkat sekolah. Setelah sarapan, mempersiapkan semua perlengkapan sekolah dan merapikan diri, Ayumi menenteng sepatunya dan duduk di kursi diteras depan rumah. Ketika sedang mengikat tali sepatu, HPnya bernyanyi nyaring.
“Pagi,” sambutnya dengan riang.
“Pagi juga beph,” jawab seseorang di sebrang telepon.
“Jadi kan jemput aku? Aku uda siap nih, lagi pake sepatu,”
“Hhm, maaf yah, kayanya gak bisa deh,”
“Kok gitu?”
“Maaf yah, kapan-kapan aja aku jemputnya. Gak papa kan?”
“Ya uda deh, gak papa kok,”
Dengan kecewa, telepon terputus.
Ayumi berdiri, siap mengambil langkah dan berangkat sekolah. Tapi mobil yang membawa barang pindahan tetangga itu menghalangi jalannya, mobil itu tepat didepan pagar rumahnya. Sehingga dia harus berteriak memanggil pemilik mobil itu untuk memindahkannya,”Woy !! Mobilnya jangan disimpen disini donk !! Aku gak bisa keluar nih,” tak lama kemudian seorang laki-laki seumuran dengannya, sekitar 17 tahunan datang dan meminta maaf,”Oh, maaf, tunggu sebentar, aku pindahin mobilnya dulu,”. “Cepetan !!” teriak Ayumi.
 Setelah mobil berpindah, Ayumi keluar dengan muka cemberut. Laki-laki itu mengejar Ayumi,”Maaf, tadi mobil aku ngalangin jalan kamu,” sapanya,”Gak papa,” jawab Ayumi tanpa melihat laki-laki itu dan melanjutkan langkahnya.
Sesampainya disekolah, Ayumi disambut oleh Aisy, teman dekatnya sejak SMP.
“Hey, kamu putus sama Romi?” tanya Aisy tanpa menyapa.
“Hah? Maksud kamu?”
“Tadi aku liat Romi bawa cewek, kirain kamu. Pas uda deket ternyata bukan kamu. Seragamnya sih sama kaya seragam Romi,” jelas Aisy.
“Yang bener? Temen sesekolahnya mungkin,”
Ayumi merasa ragu dengan Romi. Pertama, Romi yang biasanya mengucapkan selamat malam setiap sebelum tidur, tadi malam menghilang ditelan malam. Kedua, membetalkan janjinya untuk mengantar Ayumi ke sekolah. Dia menelpon Romi untuk memastikan.
“Hallo, ada apa?” jawab Romi.
“Cewek yang tadi siapa?”
“Cewek yang mana?”
“Jangan belagak bego deh, cewek yang tadi bareng kamu siapa?”
“Dapet gossip dari mana sih kamu?”
“Aisy bilang ke aku barusan. Mentang-mentang beda sekolah, kamu jadi gampang banget selingkuh,” suara Ayumi bergetar.
“Aku pacar kamu, kamu gak percaya sama aku? Uda deh, jangan dengerin orang lain, tadi aku gak sama cewek kok,”
Romi menjelaskan semuanya dengan penuh kebohongan. Ayumi percaya begitu saja dan melupakan semua omongan Aisy.
Pulang sekolah, Ayumi dan Aisy pergi ke minimarket dekat sekolah untuk membeli camilan. Setelah selesai, mereka menunggu kendaraan umum didepan minimarket. Tiba-tiba Romi melewati mereka bersama seorang perempuan. Ayumi melihatnya dengan diam. “Yang kamu bilang itu bener,” bisiknya. “Apa?” tanya Aisy. “Udalah, ayo pulang,”
Setelah turun dari kendaraan umum, Ayumi berlari menuju rumahnya dengan menangis. Di depan pagar rumahnya, laki-laki yang tadi pagi menghalangi jalannya. “Kamu kenapa?” tanyanya heran. Ayumi hanya menatap laki-laki itu sambil menangis tanpa menjawab lalu berlari masuk kerumah.
Ayumi mengirim pesan singkat ke semua nomor dikontak HPnya, ”WEEKEND YANG MENYEDIHKAN !! Aku benci hari ini. Kecewa !!”
Malam harinya Ayumi berdiri menghadap keluar dari jendela kamarnya. Dia melihat laki-laki itu lagi di sebrang sana, duduk sambil memainkan gitar hitam dengan garis putih dan bernyanyi. Ayumi mencoba mendengarkan. Samar.

But hold your breathe
Because tonight will be the night that I will fall for you
Over again don’t make me change my mind
Or I won’t live to see another day
I swear it’s true
Because a girl like you impossible to find
You’re impossible to find

So breathe in so deep
Breathe me in
I’m yours to keep
And hold onto your words
Cause talk is cheap
And remember me tonight
When you’re asleep

Ayumi tersenyum mendengar laki-laki itu bernyanyi, meski hanya samar. Laki-laki itu berhenti bernyanyi, dia melihat kearah Ayumi dan tersenyum  tapi Ayumi langsung menutup tirai jendela dan merebahkan tubuhnya ke kasur. Terbanyang tetangga barunya. “He’s friendly, but why am I do the bad thing like that? I’m so cruel,” gumamnya. Tiba-tiba HPnya berdering, dari Romi !! Ayumi segera membuka dan membacanya.

From : Romi Pradeta Arvieda Zavin
Mending kita udahin aja hubungan kita, aku uda gak sayang lagi sama kamu. Lagian aku uda dapet pengganti kamu. Makasih buat semuanya.

Ayumi menahan air matanyadan membalas SMS Romi.

Putus ?? It doesn’t matter, you’re not the one in the world. There’s so many many boys that better than you !!

Kesal.

Pagi harinya, dihari minggu ini Ayumi tidak ingin ada yang mengganggu semua aktivitasnya dari bangun tidur sampai kembali tidur. Dia mematikan HP dan hanya bermalas-malasan dirumah. Tapi tetap saja ada pengganggu kecil dirumah, tak lain adalah Erlan, adiknya yang masih duduk dibangku kelas 2 SMP. Erlan memang sangat nakal, sampai hampir kabur dari rumah. Tapi dia termasuk anak pintar disekolahnya.
Sekitar pukul 6, ketika Ayumi sedang membaca novel dikamar, Erlan menerobos masuk,”Kakak !! Aku pinjem pensil donk,” teriaknya. “Ambil aja di tempat pensil di meja,” jawab Ayumi acuh.
Erlan mengambil satu pensil,”Yang ini boleh?”
“Boleh,”
“Eh, yang ini aja deh, boleh?”
“Iya,”
“Eh, gak mau yang ini !!”
“Uda, lu ambil aja semua pensil gue !! Asal jangan ganggu gue !!” bentak Ayumi, lalu pergi keluar kamar. Di depan pintu kamarnya, bi Ana berdiri dengan memegang boneka kelinci kecil berwarna putih dengan kertas kecil tergantung ditelinganya.
“Neng, ini ada …”
“Jangan ganggu aku bisa gak ?” Ayumi memotong kata-kata bi Ana dengan emosi dan berlalu pergi keluar rumah.
Ayumi duduk dikursi diteras depan. Memandang kosong kearah rumah depan, yang kemarin baru ditempati tetangga barunya. Tak lama, laki-laki itu keluar dari balik pintu dengan memakai T-shirt, celana selutut dan sepatu kets. Dia meregangkan tangan dan kakinya lalu berjongkok untuk mengencangkan tali sepatunya dan mulai berlari pagi mengelilingi kompleks perumahan yang dia tinggali sekarang.
Ayumi segera mengambil sepatu kets putih dan memakainya, dia ingin mengejar laki-laki itu, ingin meminta maaf atas perlakuannya kemarin. Setelah selesai memakai sepatu, Ayumi berlari mengejar. Setelah melewati beberapa rumah, dia menemukan sosok laki-laki itu.
Ayumi terus mengejar. Tapi setelah berlari jauh, Ayumi berfikir, untuk apa dia membuntutinya dengan jarak meter tanpa tegur sapa dan tidak juga hanya sekedar untuk saling melihat, hanya berlari menyusuri jalan. Sampai di tepi danau, laki-laki itu berhenti dan duduk dibawah pohon. Menyandar dan termenung menengadah kosong kelangit yang masih berwarna jingga. Sedangkan Ayumi duduk dikursi dekat pohon sebelah barat dari tempat laki-laki itu.
Hanya bergitu sampai siang. Memang tidak ada aktivitas yang berarti disana, hanya untuk mendapatkan rasa relax.
Laki-laki itu bernyanyi dengan pelan.

Take me with you
I will never let you down
I will love you now and forever
Take me with you
I will never let you down
I will love you now and forever

Suaranya semakin pelan dan terhenti. Terisak.
Laki-laki itu lalu berdiri dan berjalan pulang. Ayumi kembali mengikuti. Tapi mereka terpisah. Ayumi kembali ke danau, ingin lebih lama berada disana dan menenangkan diri. Setelah 30 menit, Ayumi memutuskan untuk pulang. Dijalan, Ayumi menikmati landscape disana. Memang panas, tapi indah. Dipinggir sepanjang jalan, tumbuh pohon-pohon cemara. Sepi. Tenang.
Setelah hampir sampai rumah, Ayumi melihat bendera kuning dan banyak orang didepan pagar rumahnya. Dia berlari menuju rumah dengan rasa penasaran. Dia juga melihat laki-laki itu berdiri tepat disamping pagar rumah memakai baju putih melihat kearah rumahnya. Terisak.
“Hey, kenapa?” tanya Ayumi. “Siapa yang …” Ayumi berhenti, melihat kearah rumahnya dan segera masuk. Diruang depan, semua keluarga Ayumi menangis tak terkecuali adiknya yang nakal, Erlan.
“Pada nangisin apa sih ?” tanya Ayumi heran. Tapi tak seorang pun menjawab. Ayumi berjalan menuju kamarnya, disana ada Mamahnya yang sedang duduk dikasur memeluk fotonya sambil menangis. Ditemani Papanya yang duduk disebelah Mamahnya.
Ayumi semakin heran,”Mah, Pah, kenapa sih? Kok pada nangis?” tapi tetap tak ada yang menjawab,”Jawab donk, ada apa?” yang terdengar hanya isak tangis.
Ayumi melihat ke meja, ada sebuah boneka kelinci kecil, ditelinganya tergantung kertas kecil bertuliskan…

Hai, aku tetangga baru kamu.
Aku cuma heran aja sama sikap kamu ke aku. Aku uda bikin salah yah sama kamu ? Maaf yah .. Aku Figo, pindahan dari Bogor, aku harap kita bisa jadi temen. Bisa ?  :)

Ayumi tersenyum. “Ou, namanya Figo. Kayanya orangnya baik juga,” gumamnya. Tiba-tiba suara Mamahnya menyelinap pelan,”Mamah belum siap, Pah,” Ayumi menoleh kea rah Mamahnya. Heran.
“Sudahlah, Mah. Biarkan Ayumi tenang disana,” Papa mangusap pundak Mamah. Membiarkannya tenang.
“Mah, Pah, Ayumi disini. Kalian bisa liat Ayumi kan? Ayumi disini, Mah, Pah !!” Ayumi berteriak. “Ayumi masih disini, disamping kalian…” suaranya semakin pelan.

###

Flash Back …
Pagi hari ketika Ayumi mengejar laki-laki itu, Ayumi berlari keluar pagar tanpa menoleh kanan kiri. Setelah berlari beberapa langkah dari pagar rumah, sebuah mobil melaju kencang dan menabraknya sampai terjatuh dan berlumuran darah dijalan depan rumahnya.
Laki-laki itu mendengar suara tabrakan itu dan menoleh ke belakang. Setelah tahu bahwa yang tertabrak itu adalah tetangga depan rumahnya, dia melanjutkan berlari. Di danau dia memutuskan untuk berhenti dan menahan diri disana sampai bekas kejadian itu hilang. Hanya ingin sendiri.

###

Ayumi menghampiri laki-laki itu, yang baru dia ketahui namanya, Figo. Hanya untuk sekedar memegang tangannya dan meminta maaf atas semua perkaluan Ayumi padanya. Tapi tangan Ayumi tidak bisa meraih tangan Figo yang masih terisak. Menembus. Sekeras apapun Ayumi berteriak, Figo tidak akan mendengarnya. Percuma. Sia-sia.
Figo tertunduk,”Memang baru ketemu kemaren, tapi I feel that te amo, Ayumi, I know it too fast,” berbisik pada dirinya sendiri.
[ Read More ]

Posted by Unknown 0 komentar»

Your Guardian Angel


Aku mencintaimu !!
Bisiknya memegangi surat lusuh yang disimpannya bertahun-tahun.

Flash back, 6 tahun lalu…

Hari pertama ospek di SMPN 92 Bandung. Pagi itu Willy bersemangat mempersiapkan semua kebutuhan ospeknya sampai-sampai ia tak memperdulikan HPnya yang terus bernyanyi tanda SMS dan telepon yang masuk. Disekolah …

“Hey ! Kenapa kamu gak bales SMS aku? Aku teleponin berkali-kali juga gak diangkat,” gerutu Verly saat mereka bertemu digerbang calon sekolah mereka.

“Maaf, aku sibuk prepare buat ospek hari ini, jadi HP aku simpan aja dikamar. Ayo, masuk ke kelas !” jawab Willy semangat.

Tapi rasa semangat Willy yang menggebu sejak kemarin hilang begitu saja ditelan masalah sepele yang berhasil membuatnya naik darah.

Ketika jam istirahat, Willy dan Verly pergi ke kantin sekolah. Mereka memesan masing-masing pancake dan kopi susu. Ketika Willy berjalan menuju meja yang kosong dipojok kantin dekat pohon mangga membawa 2 gelas penuh kopi susu, satu untuk Willy satu untuk Verly. Tiba-tiba seorang anak laki-laki berbaju berantakan seperti orang yang belum mandi 3abad menabraknya dari depan dan membuat kopi susu digelas yang ia bawa tumpah dan mengotori bajunya yang ia cuci sendiri 4 hari yang lalu khusus untuk hari ospek. Sekarang? Baju yang berwarna putih itu berubah menjadi coklat dibagian depan. Willy berteriak,” Aah, kamu apa-apaan sc? Jalan pake mata donk !! Liat nc baju aku jadi kotor gini,” bentak Willy. Orang-orang  yang sedang makan disana menatap mereka, tapi Willy masa bodo.

“Kema-mana jalan pake kaki kale, bukan pake mata. Mata tuh buat ngeliat,” jawab laki-laki itu tanpa beban.

“Kamu tuh yc !! Uda bikin baju aku kotor gini, masih sempet aja bercanda. Minggir-minggir !!” Willy berjalan menabrak tangan kanan laki-laki itu dan berlari menuju toilet, Verly mengikutinya setelah membayar pesanan mereka.

Ternyata laki-laki itu bernama Erza, lengkapnya Kyerza Adityar Prasetya Murros, anak ospek juga yang ruangannya bersebelahan dengan ruang ospek Willy.

Kegiatan ospek berakhir meninggalkan kekesalan dihati Willy, karena setelah 3 hari, Erza belum juga meminta maaf. Kekesalan Willy belum mereda dan makin bertambah ketika ia mencari namanya didaftar penghuni kelas, dia mendapati namanya sekelas dengan Erza. Willy masuk ke kelas VII H itu dan duduk di bangku kedua dari depan disamping tembok sebangku lagi dengan Verly, teman masa kecil samapi masa puber sekarang.

Ketika sedang asyik mendengarkan lagu favoritnya dengan pelan dari MP3 nya, datang seorang laki-laki dan duduk dibelakang mereka sambil memutar lagu yang sama, Your Guardian Angel by The Red Jumpsuit Apparatus dengan volume keras dari HPnya. Willy menengok ke belakang, matanya membulat,”Kamu!!” Erza menoleh dan tersenyum,”Hai, kamu yang waktu itu teriak gak jelas dikantin kan?” sapa Erza sekaligus meledek.

“Ughh,” gumam Willy dan kembali membalikkan badannya.

Bu Ida, wali kelas mereka masuk ke kelas dan menyapa. Selanjutnya adalah perkenalan antar murid di kelas itu. Satu per satu murid maju ke depan kelas dan memperkenalkan diri masing-masing. Ketika Willy selesai memperkenalkan diri dan kembali duduk,”Keirza William Junary, kaya nama cowok tapi keren,” kata Erza,”Makaih,” jawab Willy tanpa menoleh.

Beberapa minggu mereka sekelas bahkan dengan jarak bangku satu meter saja, tanpa tegur sapa. Ketika jam istirahat, Willy yang sedang membereskan buku-bukunya dibangku tanpa Verly yang mendahuluinya ke kantin. Saat itu dikelas sedang sepi, Erza menghampirinya dan bertanya,”Kamu kenapa sc ? Judes banget sama aku,” Willy tidak menjawab dan langsung menyusul temannya ke kantin setelah memasukkan buku-bukunya kekolong meja.

Keesokan harinya, saat istirahat, seperti hari-hari kemarin mereka melakukan ritual rutin yaitu pergi makan di kantin. Tapi,”Damn !! Aku lupa bawa uang, aku ke kelas dulu yc bawa uang. Ntar aku kesini lagi,” Willy berlari ke kelasnya dilantai dua.

Ketika sampai dikelas, Willy melihat segelas kopi susu hangat diatas mejanya, kebetulan waktu itu air sedang ramai turun dari langit membawa udara dingin. Dibawah gelas itu terselip selembar kertas lusuh seperti dari zaman purba bertuliskan satu kata “MAAF”, yang hampir tidak terbaca seperti kaligrafi. Willy hanya tertawa.

“Kok malah ketawa?” suara Erza dibalik pintu  kelas membuyarkan tawa Willy.

“Gak papa. Ini dari kamu ?”

“Iya,” jawabnya tersenyum.

“Buat apa? Pake kertas gini segala lagi, hhaha,”

Erza mendekat,”Maaf yc buat yang waktu itu aku numpahin kopi susu dibaju kamu sampe bikin baju kamu jadi kotor,”

“Minta maafnya gak usah kaya gini kale, lagian aku uda maafin kamu kok dari dulu juga,” senyum terukir dibibir Willy.
Keduanya saling tersenyum, saling menatap.

“Sahabat?” Erza mengangkat jari manis tangan kananya.

“Heem, sahabat,” sambut Willy.


###

“Hey, pulang bareng yuk !!” ajak Erza.

Seorang laki-laki menoleh dan tersenyum. Willy yang saat itu berada disamping Erza, mendadak mematung ditempat. Tatapannya lurus tertuju pada laki-laki yang menoleh dan tersenyum itu, meski senyumannya itu bukan untuk Willy.

“Ayo, tapi sebelum pulang aku mau ke toko buku dulu diseberang jalan dekat apotek,” jawab laki-laki itu seraya menghampiri.

“Ayolah, sekalian aku antar kesana,”

Willy masih mematung ditempat.

“Aku duluan yc !! Gak papa kan pulang sendiri?” Willy mencair oleh tepukan halus Erza dipundaknya. Verly yang tidak bisa sekolah karena ada keperluan keluarga sehingga harus pergi ke Jogjakarta untuk beberapa hari jadi tidak bisa menemaninya bercanda sepanjang jalan pulang kerumah. Biasanya mereka pulang sekolah bertiga dengan Erza, kebetulan rumahnya sejalan dengan Willy dan Verly.

“Eh, iya, iya gak papa kok aku pulang sendiri ,” Willy tersenyum didepan gerbang sekolah itu, tatapannya dan senyumnya mengantar Erza dan laki-laki itu sampai ujung jalan.

Malam harinya dikamar, Willy membayangkan dia lagi sambil terlentang menatap langit-langit kamarnya. Dia yang membuatnya hanyut dalam khayal. Sampai hanyut dalam tidurnya.

Keesokan harinya, ketika sampai dikelas, Willy menghampiri Erza yang sedang mengcopy tugas Bahasa Indonesia dipojok kelas dan langsung bertanya tentang laki-laki yang membuat Willy melayang setiap kali memikirkannya. Ternya laki-laki itu bernama Yoga, anggota kelas 7c, teman Erza sejak kecil. Dan yang membuat Willy berbunga-bunga, Yoga jomblo !! Willy hanya tersenyum setiap kali ada orang yang menyebut nama”Yoga”. Tapi tidak pernah bercerita tentang perasaannya.

Suatu hari Erza mendapat kabar dan berniat memberitahu Willy bahwa Yoga telah mempunyai pacar. Erza tahu Willy menyukai Yoga, tapi dia tidak ingin Willy menderita karena menyukai seseorang yang telah menjadi milik orang lain.

“Novi ? Anak 7f ?” Willy hanya tercenung. Dia mengenal Novi. Novi memang cewek perfect. Orang kaya, pintar berbahasa inggris dan jepang, sopan, kalem, feminim, rambutnya yang terurai lurus panjang sampai punggung, dan memiliki senyuman yang bisa mematahkan hati setiap laki-laki yang melihatnya. Siapa yang tidak mengaguminya ? Mustahil jika ada.

Hening sejenak. Willy hanya diam. Embun dimatanya berbaris siap keluar.

“Will, kamu gak papa kan ?”Erza mengguncang pundak Willy dengan pelan.

“Gak papa,” jawabnya tertunduk.

Hening. Satu detik, dua detik, tiga detik, empat , lima…… Erza menarik tangan Willy dan menyuruhnya duduk dimeja disamping jendela, menghadap keluar jendela yang terbuka. Erza duduk disebelahnya, lalu menunjuk kelangit diatas sana.

“Liat !! Langit cerah gini masa kamu nangis ? Mau bikin langit cerah jadi mendung ? Uda, gak usah nangis,”

Willy menengadah, menatap langit biru yang cerah tanpa sedikit pun mendung. Hening, satu detik, dua detik, tiga, empat… tiba-tiba suara Erza menyelinap…

I will never let you fall
I’ll stand up with you forever
I’ll be there for you through it all
Even if saying you sends me to heaven

Erza berhenti menyanyi dan menatap Willy. Tangannya terangkat, mengusap tetes embun dipipi Willy,“Jangan nangis yc !!” bisiknya pelan. Willy marasakan euforia yang asing. Whatever what it is,bisiknya dalam hati.”Mau permen?” Erza menyodorkan permen mungil rasa lemon. Willy tersenyum kecil, “Lagian, aku cuma sekedar ngefans sama dia. Gak lebih kok. Makasih yc !!,” dia mengambil permen itu dari tangan Erza. Tiba-tiba Erza merasa sakit di dadanya. Dia memegang dadanya dan mukanya berubah pucat pasi.

“Kamu kenapa ?” Willy panik seketika.

“Gak,” jawab Erza singkat sambil menahan sakitnya tertunduk.

Teng, teng, teng … Bel masuk berbunyi nyaring …

”Masuk, ayo turun !!” Erza menarik tangan Willy tanpa senyum.

“Kamu sakit ?” tanya Willy lagi lengkap dengan ekspresi khawatir yang spontan.

“Gak papa,” Erza tersenyum dan kembali ceria saat teman-teman yang lain masuk kelas bersiap melanjutkan pelajaran matematika yang terpotong jam istirahat. Willy heran.

###

Setiap hari Willy dan Erza melakukan hal yang sama, duduk dimeja menghadap keluar jendela, melihat langit. Erza selalu menyanyikan lagu yang sama. Willy selalu bercerita tentang semua yang dia rasakan, senang, sedih, kecewa, bahagia, semua… terutama rasa yang dia pendam pada Yoga.

Tak jarang Willy melihat Erza merasa dadanya sakit, tapi berusaha menyembunyikannya setiap Erza tahu Willy sedang memperhatikannya. Saat mereka melihat langit dari jendela kelas, Erza mendesah,”Aku kangen Mamah,” wajahnya terlihat sedih.

“Emang Mamah kamu kemana ?”

Erza menunduk, “Uda jadi bintang di langit sana,”

Hening…..

“Maaf,” Willy menyesal bertanya.

“Gak papa,” jawab Erza pelan, “Mamah masih hidup dan akan tetep hidup dihati aku sampe kapan pun,” dengan nada agak naik sambil tersenyum.

“Ayah kamu ?”

“Kerja di Solo, setaun 2x pulang. Disini aku tinggal dirumah bibi,”

“Tenang, ada aku kok,” Willy tersenyum.

“Makasih,”

“Iya, sama-sama. Maaf yc gak bisa ngasih kamu permen kaya kamu ngasih aku kalo cengeng aku kumat,”

Erza tersenyum kecil ,”Gak papa,” dilanjutkan dengan bel masuk yang berbunyi nyaring memanggil siswa-siswi yang berada diluar kelas untuk masuk ke kelas masing-masing.

###

Dikelas VIII, mereka tetap sekelas dikelas VIII A, bersama Verly tentunya. Trio sehati, seperjuangan. Setiap hari hanya berlalu dengan berbagai ekspresi senang, sedih, bangga, kecewa, sakit hati, bahagia, kagum, dan masih banyak ekspresi yang dibuat oleh penghuni VIII A.

Rabu, 1 November 2006, Willy dan Erza pulang sekolah berdua, Verly pulang mendahului mereka karena dijemput Ayahnya. Awalnya langit mendung dengan sedikit air turun dari langit. Tapi tak lama kemudian langit menjadi cerah. Dijalan,”Liat !! Langit cerah,” Erza menunjuk ke atas,”Janji yc gak akan nangis lagi. Kalo besok-besok aku gak bisa nemenin kamu nangis, maaf banget,” kata Erza sambil tersenyum.

“Emang kamu mau pergi kemana ?”

“Hhaha, gak kemana-mana kok. Aku gak akan ninggalin kamu. Tapi maaf kalo kapan-kapan kita gak bisa ketemu, kamu jangan nyari aku yc !!”

“Yee, gak ada kerjaan banget nyariin kamu !! Gak akan … hhaha,”

“Kali aja kamu kangen aku terus nyariin aku sampe ke ujung dunia saking kangennya, hhaha...” tawa Erza tertahan sejenak,”Jangan nangis lagi yc !!”

“Gak akan, kalo aku nangis tapi kamu gak ada, siapa yang bakal marahin aku ? Siapa yang nyanyi buat aku ? Siapa yang ngasih aku permen ?”

Tertawa …
Perbincangan mereka putus dipertigaan jalan.

###

Keesokan harinya, Willy menunggu Erza dikoridor dekat kelas. Dia ingin bercerita tentang film yang dia tonton semalam, tentang seorang laki-laki yang rela memberikan jantungnya untuk seorang gadis, temannya. Saat si gadis itu sembuh dan ingin membertahu si laki-laki bahwa ia mencintainya, ia mendapat kabar bahwa si laki-laki sudah meninggal. Sampai akhirnya gadis itu tahu bahwa laki-laki itu yang mendonorkan jantungnya.

Sampai bel masuk berbunyi, Erza belum juga menunjukkan batang hidungnya. Ternyata Erza sakit dan harus absen sekolah. Willy kecewa.

Willy menemukan secarik kertas lusuh dibawah bangkunya, berisi …

Entah sampai kapan
Aku mampu berdiri
Menemanimu
Memandang langit dari jendela bersamamu
Jika suatu hari aku tak sanggup lagi
Untuk berdiri menemanimu disana
Percayalah …
Hatiku tetap disana bersamamu
Menemani setiap langkahmu
Jika suatu hari nanti aku menghilang
Jangan khawatir
Aku telah menitipkanmu
Pada malaikat disampingmu
Don’t worry
I’ll stay there with you
As your guardian angel

Love
Erza

3 hari Erza tidak masuk sekolah. Dihari minggu malam sebelum tidur, Willy berdo’a,”Tuhan, aku harep besok Erza sekolah. 4 hari ini aku belum ketemu dia. Jujur, aku kangen. Banyak yang mau aku certain ke dia. Moga besok dia sekolah. Kabulin yc !!” Willy menarik selimutnya dan terlelap.

Dalam mimpinya, Willy berteriak,”Erzaaaa !! Kamu kemana aja ? 4 hari kamu ngilang. Kamu kan uda janji gak akan ninggalin aku,” Erza melempar senyum,”Aku gak kemana-kama kok, aku stay disamping kamu. Meski kamu gak liat aku, aku akan terus ngawasin kamu !! Jangan nangis lagi yc !! Aku gak mau liat kamu nangis lagi,”

“Janji yc gak akan ninggalin aku ??”

Erza tersenyum dan perlahan bayangannya pudar.

“Willy, bangun sayang, sudah pagi !! Ini hari senin, cepat bersiap sekolah,” suara Mamah dari balik pintu kamar,”Iya, Mah !!” jawab Willy dengan malas. Willy melihat jam di dinding, menunjukkan pukul setengah 6. Willy memeriksa HPnya. Kalender di HPnya menunjukkan hari Senin, 6 Novenber 2006. Dia langsung bersemangat bersiap ke sekolah. Dia berharap dan yakin Tuhan akan mengabulkan doanya tadi malam. Jam setengah 7, Willy berangat sekolah.

Sesampainya disekolah, Willy melempar tasnya ke bangku dan pergi keluar kelas. Dia menggu Erza dikorodor dekat kelas. Tak lama kemudian Verly datang,”Pagi, Willy !! Nunggu aku yc ?” sapa Verly,”Bukan, aku nunggu Erza,” Willy tersenyum manis dengan jepit merah muda yang menempel dirambutnya,”Aku mau curhat sama dia, kangen 4 hari gak ketemu,” sambungnya. Verly mengerutkan keningnya dan menarik Willy ke pojok tembok dan berbisik.

“Kamu gak tau ?”

“Apa ?”

Verly menepuk pundak Willy,”Erza….”

“Kenapa ? Dia gak akan sekolah lagi hari ini ?”

“Iya, dia gak akan sekolah lagi, selamanya,”

Willy tercengang,“Kenapa ? Emang dia pindah sekolah ? Kok dia gak bilang ke aku sc ? Aah, Erza jahat !!”

“Hmm, bukan,”

“Ya terus kenapa ?”

“Maaf yc, Will. Kemaren sore Erza dibawa ke rumah sakit, jam 1 malem tadi….,”

Willy membeku, pandangannya lurus menembus seluruh dimensi disekelilingnya, badannya lemas, tangannya bergetar, tanpa mengucap satu kata pun. Aku belum siap kamu tinggal, aku belum siap !!!hati Willy menolak.

Upacara bendera akan segera dimulai. Willy berusaha menguatkan diri. Saat pengumuman, pembina upacara mengumumkan bahwa Kyerza Adityar Prasetya Murros kelas VIII A meninggal. Willy berusaha menahan tangis ditengah temen-temennya yang menangis meski terkadang setetes air mengalir dari matanya sejak Verly memberitahunya.

Selesai upacara, semua kelas mengadakan ta’jiah dan berdo’a bersama. Kelas VIII A diajak wali kelas mereka dan guru-guru untuk berziarah menyaksikan pemakaman dan memberi penghormatan terakhir untuk alm Erza. Mereka pergi ke pemakaman. Sesampainya digerbang pemakaman, Willy melihat sekerumunan orang yang menangis. Mata Willy bersiap untuk menumpahkan semua luapan hatinya, rasa kecewanya, sedihnya, semuanya bercampur ditengah kenyataan yang pilu. Dalam hati Willy berteriak, “Kenapa ? Kamu janji gak akan ningalin aku. Sekarang kenapa kamu ngilang ? Aku banget kecewa sama kamu !!” Willy mencoba keras menahan air matanya, tapi sekuat apapun dia berusaha, air matanya tetap mengalir membasahi pipi merahnya.

Setelah selesai mengubur jasadnya, semua orang menunduk untuk berdo’a. Terlihat seorang laki-laki paruh baya menangis disamping makam tersebut memegangi batu nisan,”Mungkin itu Ayahnya,” bisik Willy dalam hati. Bu Tati dan Bu Ima merangkul Willy, memberi kekuatan untuk menerima apa yang terjadi didepannya.

“Ibu tau sedekat apa kalian, tapi kamu harus berusaha menerima apa yang kamu liat didepan sana, semua orang pasti mengalaminya,” Bu Ima semakin mendekap. Dia merasakan dinginya seluruh perasaan Willy,”Mau maju kedekat makam ?” sambung Bu Tati. Willy hanya diam melihat lurus ke makam dengan mata berkaca-kaca. Bu Tati dan Bu Ima membiarkan Willy mengenang sejenak. Sampai akhir acara pemakaman Willy hanya menangis tanpa sepatah katapun. Seorang laki-laki yang tadi menangis disamping makam dan memegangi batu nisan menghampirinya,”Apa kamu Willy ?” dengan mata masih berembun Willy mengangguk. “Bisa bicara sebentar ?”

Mereka duduk disebuah batu besar dibawah pohon dekat gerbang pemakaman. Hening…satu detik, dua detik, tiga, empat…mereka hanya menunduk. Masih dalam suasana berkabung.

“Kamu teman dekat Erza ?” tanya laki-laki itu memecah kesunyian,”Saya ayah Erza, saya tinggal di Solo, bekerja disana. Ibu Erza sudah meninggal ketika Erza berumur 2 tahun. Erza sangat tegar menerima kenyataan, tapi terkadang dia menanyakan dimana ibunya,” katanya melanjutkan.

“Saya turut berduka untuk Bapak. Semoga istri bapak dan…” Willy terisak,”dan Erza ditempatkan ditempat terbaik disana,”

“Amin, terima kasih…pasti sekarang Erza sudah bisa bertemu dengan ibunya, disana,”

“Hmm,” Willy menengadah melihat langit. Cerah.

“Saya menemukan surat ini dibawah bantal di kamar Erza,” Ayah Erza menyodorkan amplop kecil tebal berwarna hitam dengan gambar love patah kecil disudut kanan bawah, bertuliskan Keirza William Junary (Willy) ditengah amplop tersebut dengan foto kecil Willy menggantung dengan amplop tersebut.

Malam harinya sebelum tidur, Willy membuka amplop yang Ayah Erza berikan tadi siang. Tiga lembar kertas lusuh, sedikit robek, banyak coretan aneh disekeliling tulisan yang tidak karuan dan bekas air yang mengering terselip manis dalam amplop tersebut.

#lembar pertama :

Hai, Will !!

Makasih uda ngewarnain hari aku dengan semua yang kamu punya. Aku gak bisa kasih kamu apa-apa buat bales semuanya. Cuma ucapan terima kasih yang tulus dari hati aku.

Maaf buat semua salah aku yang pernah ngegores luka dihati kamu. Aku akan nepatin janji aku, kamu juga harus nepatin janji kamu. Jangan nangis lagi !! Cz aku gak bisa lagi marahin kamu, gak bisa lagi nyanyi buat kamu, gak bisa lagi ngusapin air mata kamu, gak bisa lagi ngasih kamu permen kalo kamu nangis. Jadi jangan nangis lagi !! Jangan nganggep aku ingkar janji, cz aku tetep disamping kamu, nemenin tiap desah kamu, nyanyi lagu your guardian angel, meski kamu gak liat aku, gak denger aku, aku tetep setia buat kamu, cz I LOVE YOU so MUCH !! Jadi aku gak bakal pernah ninggalin kamu.

I Love You !! Aku tau aku gak sempet bilang ke kamu. Tapi aku gak nyesel cz cinta ini buat kamu cuma sekedar cinta dari hati aku. Aku uda coba ngiris hati aku, tapi cinta ini tetep tertahan. Maafin hati aku yang cinta sama kamu.
Aku gak mau maksa kamu buat cinta juga ke aku, aku cuma pengen kamu ngerti that I LOVE YOU, no more than it.





#lembar kedua :

Let me singing for you for the very last time 

When I see your smile
Tears run down my face I can’t replace
And now that I’m strong I have figured out
How this world turns cold and it breaks through my soul
And I know I’ll find deep inside me I can be the one

I will never let you fall
I’ll stand up with you forever
I’ll be there for you through it all
Even if saying you sends me to heaven

Seasons are changing
And waves are crashing
And stars are falling all for us
Days grow longer and nights grow shorter
I can show you I’ll be the one

I will never let you fall
I’ll stand up with you forever
I’ll be there for you through it all
Even if saying you sends me to heaven

Cause you’re my
You’re my, ouhh
My true love, my whole heart
Please don’t throw that away
Cause I’m here for you
Please don’t walk away
Please tell me you’ll stay, stay

Use me as you will
Pull my strings just for a thrill
And I know I’ll be okay
Though my skies are turning gray

I will never let you fall
I’ll stand up with you forever
I’ll be there for you through it all
Even if saying you sends me to heaven

I will never let you fall
I’ll stand up with you forever
I’ll be there for you through it all
Even if saying you sends me to heaven




#lembar ketiga, hanya kertas kecil:

Thanks for read it, believe me , i'll stay in your side and sing that song. please keep your promise...
i'll be your guardian angel whenever and wherever you are, n' i'll be a star in the dark night sky for you ... te amo !!



Willy memeluk ketiga kertas lusuh itu,”Maaf, aku gak bisa nepatin janji aku,” bisiknya ketika tetes embun menggenang dimatanya dan lari turun melewati pipinya.

###

6 November 2011
Dear diary
Hari ini adalah 5 taun lalu, waktu aku nganter cinta pertama aku ke tempat terakhirnya. Aku bodoh !! Kenapa baru sadar kalo aku cinta kamu Kyerza Adityar Prasetya Murros waktu dipemakaman ? I LOVE YOU too ERZA.

Aku kangen semua yang kamu punya !! Aku kangen waktu kamu marahin aku, waktu kamu nyanyi buat aku, waktu kamu ngasih permen mungil, waktu kamu ngusapin air mata aku, waktu kita liatin langit bareng dijendela kelas. Aku kangen semuanya !! Aku juga kangen waktu kamu ngasih segelas kopi susu waktu ujan, kamu simpen dibangku aku pake surat yang kertasnya uda ancur. Aku kangen kamu !!

Aku percaya kok kamu tetep stay disamping aku meski gak bisa aku liat. Aku percaya kamu tetep nyanyiin lagu itu buat aku meski gak bisa aku denger. Aku percaya kamu nepatin janji kamu.

Tapi aku kecewa !! Kenapa kamu segitu gampangnya ngilang dari depan aku ?? Segitu gampangnya nyimpen semua kenangan kita disamping aku yang bikin aku so difficult to forget all about ours. I just want you to keep stay here, with me. Why it so hard to realize that you’ve gone away ? I love you so fuckin hard.

5 taun lewat, cinta ini masih hangat merayap ditiap sudut hati aku. Biarin aku pelihara, aku jaga, biar tetep hidup dihati aku. Love YOU ERZA !!

Love
Willy


Willy menyelipkan selembar kertas dalam buku diary hitamnya. Bertuliskan sebuah lirik lagu …

I’ve been alone so many nights now
And i’ve been waiting for the stars to fall
I keep holding out for what i dont know
To be with you
Just to be with you

So here i am staring at the moon tonight
Wondering how you look in this light
Maybe you’re somewhere thinking about me too
To be with you
There’s nothing i wouldn’t  do

And i can’t imagine two worlds spinning apart
Come together eventually
And when we finally meet i’ll know it’s right
I’ll be at the end of my restless road

But this journey
It was worth the fight
To be with you
Just to be
Holding you for the very first time
Never letting go
What i wouldn’t give to feel that way 
Ohh , to be with you

And i can’t imagine two worlds spinning apart
Come together eventually
And when you’re standing here in front of me
That’s when i know
Caused he will have answered
Every single player
To be with you
Just to be with you
You ............ 

…menutup buku diary tersebut dan memasukkannya kedalam kotak berisi semua surat lusuh yang dia simpan selama 5 tahun ketika lagu your guardian angel bernyanyi nyaring dari MP3nya…

[ Read More ]

Posted by Unknown 0 komentar»

    my pet


    mbox